Jumat, 22 Oktober 2010

dunia veteriner

Diare Baru Lahir (Neonatal Diarrhea) Pada Sapi

Print This Post Print This Post
Diare neonatal adalah suatu penyakit akut atau sub-akut pada pedet yang baru lahir. Gejala klinis berupa diare dan dehidrasi. Agen kausatif adalah salah satu atau gabungan dari Escherichia coli, rotavirus, corona-like virus, Salmonella sp., virus bovine viral diarrhea, Clostridium perfringens. Faktor predisposisi dapat bermula dari kebersihan lingkungan dan pengelolaan yang kurang baik, tidak cukupnya antibodi yang diperoleh dari kolostrum, kondisi stress dan pemberian susu yang basi. Serangan penyakit terjadi secara mendadak, feses banyak dan encer. Pedet dapat ambruk dalam waktu 12-24 jam. Diagnosis selain mengamati gejala klinis, dapat pula diteguhkan dengan sampling feses hewa. Pencegahan dapat dilakukan dengan mengurangi kemungkinan infeksi melalui pemberian kolostrum yang cukup atau tindakan vaksinasi.
Share

Baca juga artikel lainnya :

Busuk Kuku (Foot Rot) Pada Ternak

Print This Post Print This Post
Busuk kuku adalah infeksi kuku yang akut atau kronis yang disebabkan oleh mikoorganisme yang mengakibatkan peradangan di antara jari kuku. Agen kausatif adalah Fusiformis necrophorus yang biasa hidup di tanah, bersifat aerob atau mikroaerofilik. Apabila terjadi luka di antara jari dan kondisi kuku kotor atau basah, maka lama-kelamaan akan terjadi infeksi. Jaringan kuku dapat pecah dan menjadi sumber penularan ke hewan lain. Gejala klinis berupa kepincangan pada kaki yang terserang. Bagian atas kuku meradang, berwarna merah dan membentuk abses kecil atau meluas ke daerah di sekitar kuku. Bagian inter-digit dapat menjadi pecah dan meradang. Luka karena penyakit ini dapat berbau busuk dan bernanah. Pada kondisi serius, kuku dapat lepas dan hewan sulit berdiri karena menahan rasa sakit. Nafsu makan dan kondisi secara umum menurun. Diagnosis didasarkan pada gejala klinis, sedangkan untuk peneguhan dapat dilakukan pemeriksaan laboratorium terhadap sampel potongan jaringan nekrotik kuku atau sampel eksudat dari daerah radang kuku. Preparat sulfa dapat diberikan sebagai terapi sistemik. Jaringan kuku dibersihkan, bagian yang nekrosis dibuang, kemudian didesinfeksi dan diolesi dengan antibiotik atau sediaan yodium tinctur. Pencegahan dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan, kandang diberi alas yang empuk dan kering, misalnya alas jerami.
Read more >>>
Share

Baca juga artikel lainnya :

Lowongan CPNS Kementan: Pendaftar Membludak

Print This Post Print This Post
Sejak dibukanya pendaftaran CPNS di Kementerian Pertanian (Kementan) pada 14 Oktober 2010 yang lalu, animo masyarakat yang akan menjadi abdi negara di kementan telah membludak. Sistem penerimaan CPNS yang lebih transparan, lebih modern dan lebih dinamis saat ini menjadikan banyak alumni / lulusan2 dari berbagai perguruan tinggi yang berniat menjadi PNS berlomba-lomba mendaftar. Dalam informasi jumlah formasi dan pendaftar CPNS, terlihat dengan jelas, antara formasi yang dibuka dengan jumlah pendaftar sangat tidak berimbang. terutama untuk daerah-daerah di kota besar. Contohnya, DKI Jakarta untuk formasi S2 membutuhkan 34, yang mendaftar sudah lebih dari 200 orang. artinya 1 berbanding 8.
Dengan demikian, strategi khusus harus dapat diterapkan oleh calon CPNS. Saat ini, Indonesia sudah lebih maju. Harusnya, penempatan dimana pun jangan menjadi kendala. Jangan mentang-mentang sudah terlalu nyaman hidup di kota besar, maka inginnya menetap terus. Padahal, dengan menjadi abdi negara yang penempatannya di daerah, kesempatan ke kota besar toh masih terbuka lebar. Yang penting, jadi PNS dulu, masalah pindah atau masalah mutasi itu hal yang wajar dalam suatu organisasi pemerintahan.
Share

Baca juga artikel lainnya :

Gen MX+ Sebagai Penyeleksi Resistensi Flu Burung

Print This Post Print This Post Dikirim oleh: Drh. Jusak Wira Hardja, M.Si
Seleksi secara konvensional untuk mendapatkan ayam yang tahan flu burung sudah tidak populer lagi. Penggunaan teknik molekuler dengan memilih gen Mx+ secara langsung dapat mempercepat pembentukan ayam yang tahan flu burung.
Flu burung (avian influenza) merupakan penyakit zoonosis yang memerlukan penanganan serius. Penyakit ini mendapat perhatian dari dunia internasional karena telah menjadi permasalahan global. Flu burung di Indonesia sudah endemis dan tersebar luas di 23 propinsi (149 kabupaten/kota), bahkan telah menyebabkan kematian pada manusia.
Penanggulangan yang efektif saat ini adalah penerapan biosekuriti yang ketat serta vaksinasi. Pada peternakan besar komersial, penerapan biosekuriti dan vaksinasi tidak menjadi masalah.
Read more >>>
Share

Baca juga artikel lainnya :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar